PENGERTIAN KAPAL SELAM
PENGERTIAN KAPAL SELAM – Suatu jenis kapal laut yang mampu menjelajah di bawah permukaan air dalam jangka waktu lama. Sebagian besar kapal selam dirancang untuk perang, tetapi ada juga yang digunakan untuk kegiatan penelitian. Sebuah kapal selam dapat menuju kedalaman lebih dari 25 meter dalam waktu kurang dari satu menit. Kapal selam untuk penelitian hanya membawa beberapa orang awak dan umumnya menjelajah ke tempat-tempat yang sangat dalam. Kapal selam ini dirancang khusus agar dapat menyelam hingga 1.600 meter di bawah permukaan laut. Lam- bung-lambungnya dapat menahan tekanan air yang dapat memorakperandakan kapal biasa dalam waktu sekejap.
Dalam perang, kapal selam biasanya menyerang dari bawah permukaan air. Kapal ini harus tetap berada di dalam air agar kerjanya efektif. Kapal selam generasi terdahulu tidak dapat menyelam lama dan dalam selang waktu tertentu harus muncul ke permukaan untuk mengambil oksigen bagi awak kapal dan mesinnya. Muncul ke permukaan merupakan masalah besar, karena pada saat itu kapal-kapal dan pesawat terbang musuh dapat menyerangnya. Tetapi pada tahun 1954, ketika diluncurkannya kapal selam Amerika Serikat bertenaga nuklir USS Nautilus, masalah itu sudah dapat teratasi. Kapal selam bertenaga nuklir mampu tetap berada di dalam air beberapa bulan lamanya tanpa harus muncul ke permukaan. Mesin nuklirnya tidak membutuhkan oksigen untuk pembakaran dan kapal jenis ini dapat memproduksi udara yang dibutuhkan awaknya. Kapal ini dapat beroperasi di bawah air lebih cepat dan lebih luwes dibanding di permukaan.
Kapal selam diciptakan pertama kali oleh penemu Jerman, Cornelius van Drebbel, di Inggris pada tahun 1620. Ia membuatnya dari perahu dayung yang diselimuti bahan kedap air dan berhasil menggunakannya di Sungai Thames pada kedalaman sekitar 4,5 meter. Di tempat lain, dua bulan setelah proklamasi kemerdekaan Amerika Serikat tahun 1776, David Bushnell, berhasil merancang Turtle, kapal selam berawak satu yang baling-balingnya digerakkan dengan tangan. Kapal selam ini pernah digunakan untuk menyerang kapal perang Inggris di Teluk New York. Setelah melewati berbagai bentuk perancangan, pada tahun 1898, diciptakan kapal selam sesungguhnya yang pertama. Kapal selam yang dibeli oleh angkatan laut Amerika Serikat ini diciptakan oleh John P. Holland, dan dinamai Holland. Kapal ini berpenggerak mesin bakar dan baterai listrik. Selama Perang Dunia I dan II, meskipun kemampuannya masih sangat terbatas, kapal selam sangat berperanan dalam pertempuran.
Di permukaan, sebuah kapal selam berpenampilan seperti kapal-kapal lainnya dan dapat menjelajah dengan kecepatan sekitar 20 knot (mil laut per jam). Dengan bentuknya yang seperti cerutu, kapal selam dapat bergerak luwes di dalam air. Lambungnya yang berlapis dua melindungi kapal dari tekanan air sangat besar ketika menyelam. Lambung sebelah dalam, yang disebut lambung tekan, melindungi mesin-mesin penggerak, perlengkapan navigasi, peralatan elektronika, serta fasilitas lainnya. Di sebelah luar, lambung keduanya dapat dibuka untuk memasukkan air ke tangki kapal selam yang berfungsi sebagai pemberat {balas). Agar dapat tenggelam, lambung ini harus diisi air laut. Penambahan bobot menyebabkan kapal dapat menghilangkan daya apungnya. Kemudian kapal selam miring ke bawah dan bergerak dengan luwes turun ke dalam air untuk mulai menyelam. Agar dapat muncul ke permukaan, air di dalam tangki harus dipompa keluar untuk mengembalikan daya apung kapal. Yang sangat dibutuhkan semua kapal selam adalah pompa udara yang membuang air laut dari tangki-tangki kapal untuk mengendalikan daya apung dan menjaga keseimbangan, serta membawa kapal kembali ke permukaan.
Menara, yang tingginya sekitar enam meter, berdiri tegak di bagian tengah dek kapal selam. Di dalamnya terpasang periskop, radar, dan antena radio serta antena radar. Berbagai peralatan elektronik dan navigasi digunakan untuk memandu gerakan kapal karena air laut di kedalaman selalu buram, sehingga jarak pandang di kedalaman selalu menjadi masalah. Kapal selam umumnya memiliki dua periskop, satu periskop besar untuk mengintai pada siang dan malam hari, satu lagi kecil dan lebih ramping untuk membidik sasaran. Periskop jenis terakhir ini menimbulkan bekas jalur belahan air yang lebih kecil sehingga lebih susah dideteksi. Keduanya digerakkan tenaga hidraulis dan dapat diputar 360°.
Pembangkit tenaga. Semua kapal selam yang tidak bertenaga nuklir, dengan pengecualian-pengecualian tertentu, digerakkan di permukaan dengan mesin diesel dan di dalam air dengan tenaga baterai. Lamanya tetap berada di dalam air dibatasi oleh kapasitas baterainya. Kapal selam diesel-listrik mampu
meluncur di dalam air dengan kecepatan lebih dari 16 knot selama sejam dan dengan kecepatan minimum di kedalaman 120 meter dapat bertahan selama beberapa hari.
Baling-baling kapal selam konvensional dengan tenaga listrik- diesel digerakkan oleh dua motor listrik. Di permukaan, kapal selam menggunakan mesin die- selnya untuk menggerakkan generator yang menghasilkan tenaga langsung menuju motor. Di dalam air, energi listrik untuk motor berasal dari dua kelompok baterai simpanan, masing-masing mempunyai bobot satu ton dan berisi lebih dari 100 baterai. Ketika dioperasikan di permukaan, setidaknya satu generator digunakan untuk mengisi baterai yang digunakan untuk penyelaman berikutnya.
Mesin tenaga nuklir kapal selam terdiri atas sebuah reaktor nuklir dan generator uap. Reaktor menggunakan uranium sebagai bahan bakarnya. Kalor yang dihasilkan oleh proses nuklir akan memanaskan air yang menyelimuti reaktor. Air radioaktif dan lewat panas ini (mencapai 320°C) kemudian dipompa ke dalam penukar kalor yang dikelilingi tabung-tabung baja tahan karat berisi air yang tak radioaktif. Air ini diubah menjadi kukus bersuhu tinggi yang kemudian dimasukkan ke dalam pipa-pipa menuju ruang mesin untuk menggerakkan turbin yang memutar baling-baling dan membangkitkan listrik. Sesudah itu kukus yang sudah lebih sejuk ini diembunkan kembali menjadi air dan dikembalikan menuju penukar panas untuk diubah menjadi kukus lagi, dan seterusnya. Sistem air sekunder dan primer itu terpisah; kedua sistem itu hanya bertukar kalor. Jadi seluruh bahan radioaktif tetap berada di dalam ruang reaktor yang terlindung.
Mesin diesel membutuhkan banyak bahan bakar minyak dan udara untuk proses pembakarannya. Mesin nuklir beroperasi tanpa udara dan mengkonsumsi sangat sedikit bahan bakar dibanding mesin-mesin jenis lain. Sebagai perbandingan, dua kilogram uranium dapat menghasilkan energi yang lebih besar dari 40 juta liter bahan bakar minyak. Oleh karena itu kapal selam nuklir dapat dioperasikan selama beberapa tahun tanpa mengisi bahan bakar kembali. Contohnya, USS Nautilus mampu menjelajah selama dua tahun untuk menempuh 100.000 kilometer tanpa mengisi bahan bakar.
Dalam ruang tertutup yang dihuni manusia, oksigen cenderung habis dan karbon dioksida cenderung meningkat. Ruang ini memerlukan penyegaran. Dulu atmosfer kapal selam disegarkan dengan penyerapan karbon dioksida oleh litium hidroksida, di samping persediaan oksigen murni. Tetapi kapal selam nuklir memiliki generator oksigen elektrolitik yang mempertahankan suplai udara secara terus-menerus dengan penguraian air menjadi zat-zat penyusunnya, hidrogen dan oksigen.
Seluruh kapal selam modern, nuklir\dan diesel listrik, memiliki saluran pernapasan yang dapat diperpanjang dan dipendekkan kembali. Ketika diperpanjang sampai permukaan, saluran |ni memungkinkan mesin diesel dijalankan untuk mengisi baterai. Saluran ini juga memungkinkan udara pernapasan di dalam kapal selam diganti dan dipersegar. Kapal selam nuklir juga dilengkapi diesel listrik untuk menghasilkan 19 pilihan penggunaan tenaga gerak seandainya pembangkit nuklir tidak berfungsi dan untuk mensuplai tenaga listrik di pelabuhan ketika reaktor nuklir dimatikan.
Mirip pesawat terbang, kapal selam harus dikendalikan dalam dua dimensi, ke kiri dan ke kanan serta ke atas dan ke bawah. Karena itu selain memiliki kemudi konvensional seperti kapal-kapal laut di permukaan, kapal selam juga dilengkapi kemudi horizontal atau sirip selam. Dua sirip baja yang berfungsi sebagai pengarah selam terdapat di kedua sisi menara dan lambung buritan. Sirip-sirip ini memandu kapal selam untuk menjelajah pada kedalaman yang berbeda. Dua kemudi yang mengendalikan arah bergeraknya kapal selam terpasang di atas dan di bagian bawah baling- baling. Seluruh kapal selam modern dikendalikan oleh jurumudi melalui kontrol mirip pesawat terbang, untuk menerbangkannya di dalam air, membelok, mendaki, dan menyelam seperti pesawat terbang.
Sebelum era kapal selam nuklir berkecepatan penyelaman tinggi berkembang, dibutuhkan tiga orang untuk mengendalikan kapal selam. Tingkat koordinasi yang tinggi dan kerja sama tim yang baik dibutuhkan dalam hal ini. Sistem ini dapat berfungsi hanya jika kecepatan maksimum penyelaman sembilan knot. Pada peningkatan kecepatan dua atau tiga kalinya, sistem ini tidak mampu lagi dilaksanakan.
Kapal selam modern terbagi atas dua jenis: kapal selam tempur dan kapal selam rudal. Bila bertenaga nuklir, kedua jenis ini mempunyai jarak jelajah yang tak terbatas, namun dibatasi daya tahan awak kapal dan perbekalan yang dibawanya. Keduanya dapat beroperasi dengan baik pada kedalaman 120 meter dengan kecepatan di atas 30 knot (mil laut per jam), tetapi berbeda dalam bentuk, ukuran, dan persenjataan yang dibawanya karena misinya berbeda.
Penggunaan kapal selam untuk masa damai relatif sedikit dibanding produksinya untuk perang. Sir Hubert Wilkins menggunakan kapal selam yang sudah tidak terpakai untuk eksplorasi bawah es di Kutub Utara pada tahun 1931. Kapal selam nuklir USS Nautilus memelopori lintasan bawah air menuju Kutub Utara pada bulan Agustus 1958. Dan beberapa tahun kemudian menyusul USS Skate, Sea Dragon, dan Dargo.
Sejak pertengahan tahun 1950-an, berbagai macam kapal selam non militer dan kendaraan bawah air dirancang dan diproduksi. Pada tahun 1960, kapal selam mini Trieste membuat suatu perjalanan 8,5 j am ke dasar Palung Marianas, sedalam 10.910 meter. Tiga tahun kemudian setelah dilengkapi dengan lampu elektronik dan kamera bawah air, kapal selam ini hilang dengan sebab yang tidak diketahui sewaktu melakukan tugasnya di Lautan Atlantik pada kedalaman- 2.590 meter. Pada permulaan tahun 1966, ketika bom hidrogen jatuh di Laut Tengah, lepas pantai Spanyol, dua kendaraan bawah air disediakan untuk operasi penyelamatan dan pencarian. Bom yang hilang akhirnya ditemukan di pedalaman 760 meter.