PENGERTIAN EMOTIVISME
Istilah filsafat, dikenakan pada filsuf moral yang beranggapan bahwa penilaian, pernyataan moral, dan juga suara hati tidak dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Tokoh emotivisme ini antara lain Shaftesbury, Hutcheson, dan David Hume. Mereka berpendapat bahwa penilaian moral itu pada hakikatnya hanyalah ungkapan perasaan belaka, ungkapan keadaan jiwa si pengungkap. Kaum positivisme logis berpendapat bahwa hanya pernyataan-pernyataan yang dapat diuji dengan pengalaman inderawi saja yang dapat dikatakan benar atau salah. Karena penilaian moral tidak dapat dibuktikan benar salahnya melalui pengalaman inderawi, pernyataan moral tidak mempunyai makna rasional, tidak dapat dipahami, dan tidak memberitakan informasi apa pun. R. Carnap menyatakan bahwa pernyataan moral itu berarti suatu perintah, suatu ungkapan keinginan si pengungkap. Filsuf analisis bahasa, A. J. Ayer, dalam karyanya Bahasa, Kebenaran, dan Logika tahun 1936, beranggapan bahwa pernyataan moral kurang lebih dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan mau menolak si pengungkap.