MENGENAL THOMAS ALVA EDISON, (1847-1931)
Penemu jenius di bidang teknologi asal Amerika Serikat, yang telah mematenkan lebih dari seribu temuannya, antara lain lampu pijar listrik, fonograf, dan proyektor film.
Selain itu, ia juga menciptakan laboratorium riset industri yang pertama di dunia. Walaupun mengenyam pendidikan formal hanya selama tiga bulan, berbagai temuannya mengubah sikap dan cara hidup manusia.
Ketika baru menginjak usia 10 tahun, Edison menjadikan ruang bawah rumah ayahnya sebagai sebuah laboratorium. Walaupun jenius, Edison selalu mengatakan bahwa segala yang telah dihasilkannya terutama karena kerja keras. Ia memang membuktikannya. Ia tahan bekerja berhari-hari dan hanya berhenti sejenak bila ia memang merasa perlu beristirahat. Ia mencoba apa saja, mulai dari obat-obatan sampai alat listrik. Dalam percobaan yang dilakukannya, Edison tidak memanfaatkan matematika atau ilmu pengetahuan lainnya untuk menyingkat waktu penemuannya. Ia tidak berputus asa bila gagal. Ia menganggap kegagalan juga sebagai penemuan, yakni penemuan yang tidak dapat dimanfaatkan. Edison terus mencari jalan untuk memperbaiki penemuannya sendiri maupun penemuan orang lain. Dengan demikian, ia selalu melahirkan penemuan yang lebih baik daripada sebelumnya.
Rasa ingin tahu tentang penyebab terjadinya sesuatu merupakan sifatnya yang menonjol sejak kecil. Karena terlalu banyak bertanya, ia dianggap dungu oleh gurunya. Oleh sebab itu, Edison diajar sendiri oleh ibunya yang juga seorang guru. Ketika umurnya baru sembilan tahun, Edison tidak mau menerima begitu saja pelajaran kimia yang diperolehnya dari sebuah buku karya seorang guru kimia terkenal saat itu. Ia mencoba sendiri semua eksperimen satu demi satu. Pada umur 12 tahun, ia mulai mencari nafkah deraan menjual koran dan makanan kecil di atas kereta api. Ia bahkan mencetak sendiri koran Weekly Herald, dan memanfaatkan waktu senggangnya untuk membuat eksperimen kimia di gerbong barang. Kemampuannya mengirim telegram dengan kawat diperoleh dari seorang kepala stasiun. Edison pun mendapat pekerjaan sebagai operator. Pekerjaannya yang baru ini juga mengundang minat eksperimentalnya untuk mengembangkan alat pengirim telegram yang lebih praktis dan lebih baik. Beberapa penemuannya di idang ini kemudian dibeli oleh sebuah perusahaan telegraf. Dengan uang yang diperolehnya, Edison membangun bengkel sendiri di Newark, Amerika Serikat, dan mulai memproduksi penemuannya.
Tahun 1876, Edison pindah ke Menlo Park, Amerika Serikat. Pada tahun ini juga ia berhasil memperbaiki alat telepon dengan menambahkan karbon transmiter ciptaannya sendiri. Sebelumnya, kedua penelepon harus berbicara keras-keras supaya dapat saling mendengar. Tahun 1877 ia menemukan sesuatu yang benar-benar baru dan orisinal, yakni piringan hitam atau fonograf.
Penemuan cahaya listrik Edison sebenarnya tidak orisinal. Tahun 1867, ahli listrik Rusia, Paul Jablochkov, berhasil membuat penerangan listrik jalanan dengan apa yang disebut lampu lengkung. Yang menjadi keinginan Edison adalah penerangan lebih kecil yang dapat dipasang di rumah-rumah dan kantor. Lalu ia pun membuat bola lampu. Setelah gagal beberapa kali, Edison akhirnya menemukan filamen tepat yang memungkinkan bola lampu bernyala terus-menerus dengan arus listrik. Penemuannya ini dikenal sebagai lampu pijar.
Edison menerima banyak penghargaan. Tempat kelahiran dan rumahnya dipugar; laboratoriumnya di Menlo Park diboyong seutuhnya menjadi bagian dari museum raksasa Greenfield Village di Dearborn, Michigan, Amerika Serikat; sedangkan laboratoriumnya di West Orange dijadikan monumen nasional. Bagi rakyat Amerika Serikat, Edison merupakan contoh dan lambang keberhasilan melalui kerja keras. Ketubannya yang semakin menjadi tidak menghalanginya untuk tetap berkarya sampai ia meninggal dunia pada umur 84 tahun.