CARA MENGUKUR KUALITAS AIR
CARA MENGUKUR KUALITAS AIR – Merujuk ke sifat-sifat atau ciri-ciri air yang dikaitkan dengan dapat diterimanya air itu untuk penggunaan tertentu. Sifat-sifat ini didefinisikan dalam parameter fisika, kimia, dan biologi yang sesuai, dan sedapat mungkin dalam besaran yang dapat diukur secara kuantitatif, sehingga parameter itu merupakan seperangkat data yang cermat. Menafsirkan data sifat-sifat untuk menilai kualitas air tidaklah mudah karena terdapat perbedaan pendapat di antara berbagai kelompok pengguna maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan demikian, kualitas air dapat mempunyai arti yang berlainan bagi setiap orang atau kelompok.
Kualitas air sering dihubungkan dengan masalah pencemaran air. Konsep pencemaran air maupun kualitas air berkaitan erat dengan persepsi manusia, dan berarti berkaitan pula dengan sistem nilai seseorang” atau suatu kelompok. Telah dikembangkan berbagai pendekatan untuk menilai kualitas air berdasar persepsi, namun cukup sulit melakukan pengukuran yang bersifat kuantitatitf. Oleh karena itu dalam menilai kualitas air digunakan pertimbangan teknis maupun peninjauan dari kebutuhan berbagai kelompok ataupun perorangan, yang pada akhirnya, dalam pengambilan keputusan, melibatkan organisasi birokrasi dan politik.
Untuk menilai kualitas air digunakan sifat-sifat air sebagai berikut: (1) sifat fisika dan fisikokimia, yakni warna, bau, rasa, kekeruhan, daya hantar listrik, padatan terlarut; (2) sifat kimia, yaitu pH, BOD, COD, dan oksigen terlarut (DO), kandungan ion logam (kalsium, magnesium, barium, besi, mangan, tembaga, zink, kromium heksavalen, kadmium, merkurium, timbel, kandungan arsen, selen, sianida, sulfida, fluo- rida, sulfat, nitrat, nitrit, amoniak), nilai permanganat, senyawa yang aktif terhadap biru metilena, fenol, berbagai minyak dan lemak, bifenil terpoliklorinasi, dan berbagai pestisida; (3) sifat bakteriologi, yaitu cacah mikroorganisme golongan bentuk-koli, golongan pa- rasitik, patogenik; (4) radioaktivitas, seperti aktivitas beta total, kandungan strontium-90, dan radium-226. Tidak setiap sifat maupun parameter tersebut di atas digunakan dalam penilaian kualitas air; hal ini bergantung pada penggunaan air dan pertimbangan khusus lain.
Sebagai kriteria penilaian kualitas air, ditegakkan berbagai baku mutu air atau perairan, antara lain terhadap (1) sumber air dan badan air (sungai, danau, dll); (2) air laut, sesuai dengar; peruntukannya; (3) air limbah (menurut jenis, sesuai dengan macam industri). Baku mutu air untuk air tawar dibagi dalam empat kelas: (1) air untuk air minum langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu (parameter yang penting: kandungan besi,” tembaga, logam berat, cacah mikroorganisme bentuk-koli, kuman patogen, kandungan kelumit pestisida, dsb); (2) air untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga (parameter yang penting antara lain: kandungan tembaga, merkurium, timbel dan logam berat lain, pestisida, dsb.); (3) air untuk perikanan dan peternakan (parameter penting antara kandungan pestisida, merkurium, timbel, nitrit, amoniak bebas, pH, suhu); (4) air untuk keperluan pertanian yang dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, keperluan industri dan usaha perkotaan (air gelontor). Parameter yang penting antara lain kandungan kadmium, merkurium.
Seperti baku mutu lain, baku mutu air untuk suatu peruntukkan dapat berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain, bahkan satu produksi dengan produksi lain, karena beda dalam berbagai faktor, misalnya: tingkat kemajuan suatu negara, sistem nilai, politik pemerintah setempat, dll. Di samping itu baku mutu air dapat berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat dan keadaan. Dengan menggunakan baku mutu sebagai kriteria penilaian kualitas air dikembangkan berbagai pendekatan untuk menilai kualitas air.